RETENSIO PLASENTA

RETENSIO PLASENTA


1.             Definisi
Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir 1/2 jam sesudah bayi lahir (Manuaba, 2004; Wirakusumah, 2005). Normalnya setelah bayi lahir, dalam waktu 10 menit plasenta biasanya lahir dengan spontan (Taber, 1994).

2.             Insidensi
          Retensio plasenta merupakan penyebab perdarahan postpartum tersering kedua (20-30% kasus). Sedangkan perdarahan postpartum merupakan salah satu penyebab kematian maternal di Negara berkembang termasuk Indonesia (Ramadhani dan Sukarya, 2011).

3.             Patofisiologi
Retensio plasenta terjadi karena plasenta belum lepas dari dinding uterus atau plasenta sudah lepas tetapi belum dilahirkan, hal ini bisa disebabkan oleh fungsi abnormal uterus atau penempelan plasenta abnormal. Selama kehamilan, permukaan uteroplasenta menyatu dan menjaga keseimbangan permukaan disekitarnya. Ketika anak lahir uterus akan berkontraksi dan ukuran dari permukaan plasenta akan berkurang (Ramadhani dan Sukarya, 2011). Beberapa factor yang mempengaruhi adalah (Ramadhani dan Sukarya, 2011) :

a.              Faktor demografi:
-                 Pendidikan
-                 Kondisi lingkungan
b.           Faktor biologi:
-                 Usia ibu
-                 Paritas
-                 Interval kehamilan
c.              Faktor riwayat medis:
-                 Riwayat persalinan sebelumnya
-                 Riwayat penyakit sebelumnya

4.             Gejala Klinis
Retensio plasenta dapat mengancam jiwa, bukan hanya karena retensinya tetapi juga karena perdarahan dan infeksinya (Ramadhani dan Sukarya, 2011).

5.             Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mengetahui retensio plasenta adalah dengan pemeriksaan patologi anatomi (Manuaba, 2004).

6.             Diagnosa Banding
Diagnosa bandingnya adalah (Gruendemann dan Fernsebner, 2006) :
a.              Retensio plasenta: keadaan dimana plasenta belum lahir  jam sesudah bayi lahir (Manuaba, 2004; Wirakusumah, 2005).
b.             Plasenta akreta: suatu plasenta abnormal yang melekat pada miometrium tanpa garis pembelahan fisiologi melalui lapisan spons desidua (Taber, 1994).
c.              Ruptura uteri: robekan (diskontinuitas) dinding rahim yang terjadi saat kehamilan atau persalinan. Gejalanya yaitu sakit perut mendadak, perdarahan dan syok (Achadiat, 2004).

7.             Penatalaksanaan
Penatalaksanaannya yaitu dengan infus transfusi darah, diberikan 35 unit syntocinon (oksitosin) IV yang diikuti oleh usaha pengeluaran secara hati-hati pada fundus, jika plasenta tidak lahir kemudian adanya perdarahan banyak 300-400cc atau perdarahan sedikit tetapi mengakibatkan anemia dan syok maka dilakukan tindakan pelepasan plasenta manual setelah 15 menit (Manuaba, 2004; Syafrudin & Hamidah, 2009; Wirakusumah, 2005).

8.             Komplikasi
Komplikasi yang diakibatkan oleh tindakan pelepasan plasenta manual adalah perdarahan karena atonia uteri, robekan uteri, kolporeksis, robekan vagina, robekan perineum meluas dan infeksi (Manuaba, 2004).

9.             Prognosis
Prognosis tergantung dari lamanya perdarahan dan banyaknya darah yang hilang (Benson dan         Pernoll, 2009).

10.            Daftar Pustaka
Achadiat, C.M. 2004. Prosedur Tetap Obstetri & Ginekologi. Jakarta, EGC. books.google.co.id/books?isbn=9794486876 [diakses pada tanggal 13 April 2013].

Benson, R.C. dan Pernoll, M.L. 2009. Buku Saku Obstetri & Ginekologi. Jakarta, EGC.

Gruendemann, B.J. dan Fernsebner, B. 2006. Buku Ajar Keperawatan Perioperatif. Volume 2. Jakarta, EGC. books.google.co.id/books?isbn=9794486930 [diakses pada tanggal 13 April 2013].

Manuaba, I.B.G. 2004. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri & Ginekologi. Edisi 2. Jakarta, EGC. books.google.com/books?isbn=9794485616 [diakses pada tanggal 12 April 2013].

Ramadhani, N.P. dan Sukarya W.S. 2011. Hubungan Antara Karakteristik Pasien Dengan Kejadian Retensio Plasenta Pada Pasien Yang Dirawat Di Rumah Sakit Al-Ihsan Bandung Periode 1 Januari 2010 – 31 Desember 2010. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung.
          http://prosiding.lppm.unisba.ac.id/index.php/Sains/article/download/29/pdf [diakses pada tanggal 12 April 2013].

Syafrudin & Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta, EGC. books.google.com/books?isbn=9794489379 [diakses pada tanggal 12 April 2013].

Taber, B.Z. 1994. Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta, EGC.


Wirakusumah, F.F. Patologi Kala III dan IV. Dalam: Sastrawinata, S; Martaadisoebrata, D; Wirakusumah, F.F. (eds.). 2005. Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri Patologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Edisi 2. Jakarta, EGC dengan Padjadjaran Medical Press. books.google.com/books?isbn=9794486752 [diakses pada tanggal 11 April 2013].

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

DISPEPSIA